Kamis, 01 Januari 2015

End of Year 2014

Hari ini adalah hari terakhir tahun 2014. Dalam beberapa jam lagi, tahun 2015 akan menggantikan tahun 2014. Tidak dapat disangkal, setiap pertemuan pasti diakhiri dengan perpisahan cepat atau lambat. Setiap awal pasti memiliki akhir. Setiap manusia pasti mengalami siklus ini. Ini menandakan bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini. Bayi dilahirkan untuk bertemu dengan dunia dan mengambil bagian dalam kehidupan ini.  Pada saat dewasa dan menikah anak akan meninggalkan orangtuanya untuk menjalani kehidupan baru dalam babak hidup selanjutnya. Orang tua akan meninggalkan anaknya pada saat mereka kembali kepada sang pencipta. Pada akhirnya setiap orang akan meninggalkan kehidupannya di dunia ini.

 

Tahun 2015 akan tiba dalam beberapa jam lagi. Segala kenangan yang pernah terjadi sukacita maupun dukacita akan segera berakhir, semua itu hanya akan tenggelam dalam kenangan. Tak satupun orang yang dapat kembali ke dalam peristiwa yang telah berlalu. Kebenarannya hidup harus terus berjalan maju. Memang mungkin untuk bertemu dan merasakan peristiwa yang sama di tahun yang baru nanti, namun pasti nantinya akan ada sesuatu yang berbeda kita rasakan.

Aku bersyukur untuk setiap peristiwa dan pengalaman yang ada sepanjang tahun 2014. Setiap pengalaman mengajarkan kepadaku arti hidup. Pelajaran hidup ini sungguh berarti karena tidak akan aku dapatkan lagi ketika aku pergi meninggalkan dunia ini. Setiap peristiwa menjadikan hidupku penuh warna dan membuatku selangkah lebih maju lagi dalam tahap menuju kehidupan yang dewasa.

  • Aku bersyukur untuk keluargaku yang senantiasa mendukungku dalam segala hal positif yang kukerjakan. Bersyukur untuk kebersamaan yang ada walaupun tahun baru kali ini aku tidak berada dekat dengan ayah tercinta karena beliau telah tenang di surga, namun aku yakin bahwa hati kami selalu terikat.

  • Aku bersyukur untuk usiaku yang ke 22. Dalam usia ini aku belajar banyak tentang arti hidup. Bahwa hidup tidak  pernah lepas dari proses belajar. Aku belajar kedewasaan dengan menyadari bahwa segala sesuatunya tidak selalu seperti apa yang kelihatan. Aku belajar bahwa setiap hari adalah proses pembelajaran.

  • Aku bersyukur untuk kesehatan dan kebutuhan yang tercukupi dalam hidupku setiap hari selama tahun 2014 ini. Hal ini mengajarku untuk melihat betapa beruntungnya aku karena kesempatan-kesempatan baik yang boleh aku terima.

  • Aku bersyukur untuk orang-orang baru yang aku temui di tahun 2014. Aku belajar banyak tentang orang lain. Belajar untuk berbagi dan menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Membuatku untuk sering mengintrospeksi diri. Aku belajar untuk mengerti orang lain karena tidak ada manusia yang sempurna.

  • Aku bersyukur untuk kedekatan yang pernah ada dengan orang-orang tertentu. Kedekatan yang kupikir akan membawaku kepada the real ‘relationship’ namun pada akhirnya harus berakhir. Aku belajar untuk tidak memaksakan kehendak. Peristiwa ini merupakan peristiwa menyedihkan terakhir yang ku alami di tahun 2014.

  • Aku bersyukur untuk berlalunya tahun 2014 ini, karena dengan berakhirnya tahun ini aku menyadari bahwa ternyata aku mampu menjalaninya.

Di penghujung tahun ini, aku siap untuk memasuki dan memulai babak kehidupanku selanjutnya di tahun 2015. Aku memiliki keyakinan bahwa segala sesuatunya akan indah pada waktunya.

Minggu, 08 Desember 2013

21 Tahun Untuk Bersyukur


6 Desember 2013, rasanya saya tak ingin hari itu berakhir karena hari itu terlalu spesial bagi saya. 21 tahun Tuhan percayakan sebuah kehidupan untuk saya jalani.
Tuhan ijinkan saya menjalani hidup. Saya bersyukur untuk itu.
Tuhan tempatkan saya di tengah keluarga yang penuh Kasih sayang. Saya bersyukur untuk itu.
Terimakasih Tuhan untuk berkat yang tak pernah berhenti mengalir dalam hidup saya. Terimakasih untuk pertolongan yang tak pernah terlambat datang Dan terimakasih Tuhan untuk penyertaan-Mu yang senantiasa menyelamatkan saya.
Terimakasih Tuhan untuk setiap masalah demi masalah yang engkau ijinkan terjadi. Setiap pencobaan menyadarkan saya bahwa kekuatan saya terbatas, hanya engkau sumber kekuatan dalam hidup.
Terimakasih Tuhan karena lewat tiap pergumulan, aku menyadari engkau sedang mempersiapkan yang terbaik bagi saya.
Dear God, Help me to understand that difficult times can make me stronger in the end, even though it may not always be easy to see.
Karena selalu ada alasan untuk bersyukur.

Rabu, 21 Agustus 2013

Where Would I Be Without You In My Life?

Tuhan, Engkau tahu dan mengerti setiap pergumulan yang sedang saya hadapi saat ini (God, only You know what I’ve been through in my life). Hanya Engkau yang mengetahui apa sumber kegelisahan dan kerisauan hati saya (Only You understand what I’m struggling for at this moment). Engkau tahu seberapa sanggup saya menghadapi semua ini (You know my strength comes from You only)…

Saya percaya Tuhan, hanya Engkau yang akan memampukan saya dalam melewati hari dalam setiap keterbatasan saya (I believe god, You will enable me to go through my hurdle). Engkau yang akan menuntun saya dalam ketidakpastian saya (You will lead me in every step that I take). Engkau yang akan menenangkan saya dalam setiap kegelisahan (You will rest my soul in peace for my discomfort). Engkau yang akan menghiburkan saya dalam setiap dukacita yang saya alami (You will turn my sorrow into joy). Engkau yang akan menguatkan saya dalam kelemahan saya (You will strengthen me whenever I am weak). Engkau yang akan mengangkat saya ketika saya jatuh (You will lift me up when I fall). Engkau yang akan menerangi setiap jalan hidup saya yang gelap (You will shine upon me). Engkau yang akan membuat jalan ketika tidak ada jalan (You will make a way where there seems to be no way for me). Engkau yang akan tetap bersama saya ketika dunia meninggalkan saya (You will always be with me when the world leaves me)…

Tuhan, saya percaya dalam setiap pergumulan hidup saya Engkau sedang membentuk saya menjadi pribadi yang lebih kuat (God, I believe that in every hard situations that I’m facing in my life, You are molding me to be a better person). Saat-saat sulit akan membawa saya lebih dekat denganMu (Every hard moments will draw me closer to Your grace). Agar iman saya terus bertumbuh di dalam Engkau (So that I’ll be always trust in You). Supaya saya tidak berpaling dari padaMu dan selalu mengandalkan Engkau (So that I never walk away from You but turn my eyes upon You). Supaya saya sadar bahwa saya lemah tanpa Engkau (So that I realise that I am nothing without You).

Saya percaya Tuhan Engkau sedang merancangkan yang terbaik untuk masa depan saya (I believe my future is crafted beautifully in Your hand). Saya percaya Tuhan Engkau selalu memberikan apa yang saya butuhkan pada saat yang tepat (I believe God that you are giving me all that I need, You will give the answer of my prayer in the right time).

Saya percaya hanya Engkau pribadi yang sanggup memberikan yang terbaik atas semua pergumulan hati saya (I trust in You, only You can give me the desire of my heart).”

Minggu, 14 Juli 2013

We never know how the future looks like

Suatu hari ketika saya sedang makan siang di ruang makan. Saat saya sedang menyelesaikan makanan saya, saya punya sedikit perbincangan dengan kedua orang tua saya (Bapak dan Ibu) serta Om saya, tentang bidang studi yang saya ambil di Universitas Budi Luhur, Jurnalistik Penyiaran.

Mereka bertanya mengapa saya mengambil bidang ini .. saya pun menjawab, "Ini benar-benar pilihan saya sendiri. Saya ingin mengambil Broadcast Journalism (Jurnalistik Penyiaran) untuk studi saya" tetapi orang tua saya tidak terlalu setuju dengan pilihan saya untuk mengambil bidang Jurnalistik, melainkan ingin sekali saya mengambil bidang hukum atau bidang tekhnologi komputer.

Om saya ternyata menyetujui pendapat orang tua saya. "Benar, tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan di bidang tersebut" .. Dia menyebutkan salah satu teman yang ia kenal dalam dunia jurnalistik tetapi masih tidak memiliki karir yang baik di bidang tersebut.

Lalu saya mulai berpikir ... benar .. tidak apa-apa .. Tekad saya sudah kuat, saya ingin menjadi jurnalis sejak saya duduk di bangku kelas 2 SMA. Saya menikmati belajar Media Komunikasi, boleh atau tidak saya ingin mengambil bidang Jurnalistik. Saat itu pun saya menentang kedua orang tua saya, merasa bersalah memang, tapi saya rasa ini lebih baik daripada saya memaksakan mengambil bidang studi yang saya tidak inginkan, yang nantinya saya tidak serius untuk menjalaninya. Dan akhirnya dengan sangat terpaksa orang tua saya menyetujui untuk saya mengambil bidang Jurnalistik, mendengar itu tentu saya sangat senang, saya berjanji dalam hati saya untuk tidak mengecewakan kepercayaan yang telah kedua orang tua saya berikan dan membuktikannya kelak bahwa pilihan yang saya ambil ini tepat.

Tunggu ... apa yang saya lakukan sekarang adalah awal. Saya percaya semua yang terbaik akan datang dalam hidup saya suatu hari nanti, jika saya terus melakukan itu dan memperbaiki apa yang saya lakukan sekarang.

Saya harus berterima kasih untuk siapa saya sekarang, dan untuk apa yang saya lakukan sekarang.

                                                       
                               Terima kasih Tuhan

Kamis, 04 Juli 2013

Arti Kedewasaan

Dulu waktu saya masih menjalani pendidikan di sekolah, saya berpikir bahwa kelak ketika saya berada di bangku kuliah, saya akan disebut sebagai orang dewasa. Pikiranku kemudian berubah ketika saya melihat orang-orang di sekitar saya yang telah menyelesaikan pendidikannya, kemudian bekerja dan menikah, saya pun mengatakan orang-orang tersebut adalah orang dewasa.

Cukup sampai di situkah arti kedewasaan itu?  Sekarang saya duduk di bangku kuliah, pemahaman saya tentang arti kedewasaan pun berubah. Saya menyadari setiap hari saya berada dalam proses pembentukan menuju kedewasaan. Persoalan-persoalan yang terjadi mengajarkan saya tentang arti kedewasaan. Ternyata tidak semua dari orang-orang di sekitar saya yang dulu saya kira orang dewasa adalah ‘dewasa’. Banyak putus hubungan dan perceraian yang saya dengar.

Saya pikir dewasa itu selalu berkaitan dengan pilihan. Sebagaimana kehidupan, tak bisa dipungkiri selalu dihadapkan dengan pilihan-pilihan. Jadi menurut saya seseorang dikatakan dewasa apabila orang tersebut mampu mengambil keputusan untuk menentukan pilihannya dengan matang. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang dulu saya pikir dewasa dan beberapa telah mengakhiri hubungan atau bercerai sekarang. Bukankah itu artinya mereka telah gagal dalam mengambil keputusan dan dalam menentukan pilihan mereka? Beberapa dari mereka sekali lagi dihadapkan dengan pilihan baru dan keputusan untuk berpacaran dan menikah. Beberapa dari mereka memutuskan untuk tetap melanjutkan kehidupan sendiri. Beberapa orang berkata, "Setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua". Memang benar, ada dari mereka berhasil di kesempatan kedua kali ini, namun ada juga yang mengalami kegagalan lagi. Untuk mereka yang sekali lagi gagal, apakah artinya mereka sebenarnya belum dewasa? Mungkin bukan… Hanya saja, kehidupan yang memang tak pernah lepas dari proses menuju kedewasaan.  Persoalan-persoalan yang terjadi dalam sebuah pernikahan atau hubungan adalah proses untuk menuju kedewasaan. Tidak semua orang bisa dengan cepat menjadi dewasa. Ada orang-orang yang harus melalui proses yang panjang, seperti orang-orang yang gagal dalam suatu hubungan atau pernikahan mereka terdahulu dan dalam hubungan atau pernikahan selanjutnya mereka akan menjadi bahagia karena mereka telah berhasil dibentuk menjadi seseorang yang benar-benar dewasa.

Hidup penuh dengan pilihan, karena itu  kata menyesal atau penyesalan harusnya tidak boleh ada. Untuk hal ini pemahaman saya tentang kedewasaan pun berkembang. Seseorang dikatakan dewasa apabila orang tersebut bisa menentukan pilihan serta bertanggung jawab akan keputusan yang diambilnya. Benar tidak ada yang sempurna di dunia ini. Maksud saya di sini bukan berarti seseorang dengan mudahnya boleh bercerai atau memutuskan suatu hubungan. Yang saya maksud adalah tanggung jawab mereka akan keputusan untuk memilih. Setiap orang dewasa pasti mengerti akan tanggung jawab mereka dan siap menerima resiko apapun atas keputusan yang mereka ambil. Karena itu seharusnya orang dewasa tidak mengenal kata menyesal. 

"You choose to leave or stay, you choose yes or no. There should be no regret in life because you choose what you want".

Rabu, 26 Juni 2013

Saya Bersyukur

Kerap kali saya merasa sangat ingin kembali ke dalam masa kecil dan terus tetap hidup dalam masa-masa tersebut. Masa kecil adalah masa di mana saya tidak harus menentukan pilihan. Masa di mana saya tidak harus membuat keputusan sendiri. Masa di mana saya tidak harus berpikir bagaimana menghadapi hari esok. Masa di mana saya tidak mengenal waktu, sehingga saya tidak perlu khawatir bahwa hari ini akan segera berakhir. Masa di mana saya selalu menerima tanpa harus berpikir untuk memberi. Masa di mana saya selalu menjadi pusat perhatian tanpa harus memikirkan apa yang terjadi pada orang lain. Masa di mana saya selalu memperoleh keinginan saya secara gampang tanpa harus berpikir bagaimana cara mendapatkannya. Masa di mana saya tidak mengenal rasa takut terhadap resiko dari sebuah hal yang saya lakukan. Masa di mana saya tidak mengerti tentang sakitnya sebuah penolakan. Masa di mana saya tidak takut jatuh karena saya tidak mengerti seperti apa rasa sakit itu. Masa di mana saya tidak mengerti kata perpisahan… Masa di mana saya tidak pernah mengalami rasa sepi.



Tetapi pada akhirnya saya menyadari bahwa perasaan itu muncul didasari oleh peraaan tidak bersyukur. Dan saat perasaan tidak bersyukur itu mulai hadir dan mulai mengusik, saya kembali menginstrospeksi diri. Kehidupan tidak pernah berjalan mundur, karena kehidupan berjalan maju menuju tujuan dan saya  bersyukur atas kehidupan saya sekarang dan ingin tetap berjalan maju.



Saya bersyukur karena saya memiliki kesempatan untuk menentukan pilihan-pilihan  karena itu menyadarkan saya bahwa saya memiliki kemampuan untuk menjalani hidup. Saya bersyukur karena saya harus mengambil keputusan sendiri karena itu menjadikan saya bijaksana dalam menentukan yang baik dan yang buruk. Saya bersyukur karena saya harus berpikir bagaimana harus menghadapi hari esok karena itu membuat saya belajar membuat strategi. Saya bersyukur karena saya mengenal waktu dan menyadari bahwa hari ini akan berakhir, karena dengan begitu saya belajar untuk melakukan segala sesuatunya dengan maksimal. Saya bersyukur kehidupan mengajarkan saya untuk memberi tidak hanya menerima, karena itu menjadikan saya pribadi yang peduli pada orang lain. Saya bersyukur dapat melihat orang lain yang ‘lebih’ dari saya karena saya dapat bercermin pada mereka dan memperbaiki diri saya untuk menjadi lebih baik. Saya bersyukur dapat berjerih payah demi mendapatkan sesuatu, karena dengan begitu saya dapat belajar menghargai. Saya bersyukur memiliki rasa takut, karena dengan begitu saya menyadari bahwa saya juga memiliki kelemahan. Saya bersyukur untuk setiap penolakan, karena hal tersebut menyadarkan saya bahwa ternyata saya tidak sempurna. Saya bersyukur atas resiko buruk dari sebuah tindakan yang saya lakukan, karena hal tersebut mengajarkan saya untuk lebih berhati-hati. Saya bersyukur untuk setiap perpisahan, karena saya menyadari hal tersebut bukanlah akhir namun merupakan awal dari setiap pertemuan. Saya bersyukur untuk rasa sepi yang saya alami karena dengan begitu saya dapat mengintrospeksi diri menjadi lebih baik lagi. Saya bersyukur atas segala nikmat yang Allah telah limpahkan kepada saya. 



Saya bersyukur untuk tulisan ini karena saya menyadari bahwa Allah mempercayakan sebuah talenta kepada saya…

Jumat, 21 Juni 2013

Life is Like a Box of Chocolates





“Life is a box of chocolates“Semakin saya membaca, semakin saya bisa memahami makna dan saya menyadari bahwa ini tampaknya benar. Anda sering tidak tahu apa yang anda akan dapatkan .. Terkadang harapan anda hanya tidak cocok dengan apa yang anda dapatkan dalam hidup.

Hidup menawarkan terlalu banyak pilihan dan kadang-kadang anda harus selektif untuk memilih apa yang anda inginkan. Dalam sekotak coklat, Anda tidak pernah tahu mana yang cokelat manis. Anda mungkin tidak tahu rasa dari masing-masing cokelat. Tapi anda tidak mencoba masing-masing dari mereka untuk mengetahui rasanya kan? Pilihan anda ditentukan oleh keberuntungan anda, Beruntung anda jika anda mendapatkan rasa yang anda inginkan, tetapi sangat disayangkan jika anda tidak mendapatkan rasa yang anda harapkan.

"U
nfortunate if you don’t get it, Better Luck next time"!